Kebudayaaan dalam suatu bangsa akan berkembang dengan seiringnya perubahan zaman, dari kebudayaan tradisional ke peralihan sampai akhirnya menjadi budaya yang modern. Pergesaran kebudayaan ini disebabkan oleh banyak hal seperti adanya globalisasi yang menyebar luas melalui berbagai media, turisme, dan sebagainya. Jika tidak ada rasa cinta tanah air, rasa persatuan, kesatuan dan kesadaran bela Negara yang kuat maka kita akan ikut terbawa kedalam arus globalisasi yang lebih cenderung menghilangkan kebudayaan asli suatu bangsa. Akan tetapi bukan berarti kita menutup diri rapat-rapat dari kebudayaan luar, kita hanya perlu melakukan penyaringan atau pemilihan  terhadap budaya luar tersebut sehingga sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Suatu contoh akibat globalisasi yang paling nyata yaitu ibukota Indonesia, Jakarta. Jakarta dulu merupakan kota yang kental akan budaya betawi. Alat musiknya yang paling terkenal yaitu Gambang Kromong, dimana dalam setiap kesempatan perihal betawi, gambang kromong selalu menjadi tempat yang paling utama. Hampir setiap pemberitaan yang di tayangkan di televisi, gambang kromong selalu menjadi ilustrasi musiknya. Tetapi sekarang penayangan musik di televisi banyak dipenuhi oleh alat musik yang terdiri dari gitar listrik, drum band, piano, dan sebagainya yang lagu-lagunya juga tidak bernuansa betawi. Salah satu perubahan tersebut diakibatkan oleh pengaruh budaya barat yang masuk lewat media masa yaitu televisi khususnya. Ciri khas lain dari budaya betawi yang sampai saat ini mulai memudar yaitu adanya ondel-ondel. Ondel-ondel memiliki makna yaitu sebagai leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau menjaga penduduk suatu desa. Biasanya ondel-ondel ditampilkan dalam acara pesta rakyat. Berbeda dengan pesta atau acara zaman sekarang yang lebih dominan diisi oleh band-band yang menyanyikan lagu jazz, pop, dan lain-lain yang lebih bernuansa barat. Kemudian pertunjukan “Lenong” yang saat ini sudah sama sekali hilang dari kota Jakarta. Lenong adalah seni pertunjukan teater tradisional masyarakat betawi. Lenong berasal dari nama salah seorang saudagar china bernama Lien Ong.  Biasanya pertunjukan ini dimainkan  di tempat yang banyak masyarakat berkumpul, seperti di pasar atau panggung pertunjukan. Contoh: cerita Si Pitung, Abang Jampang. Lenong mempunyai makna sebagai bentuk apresiasi penentangan terhadap tirani penjajah pada waktu zaman penjajahan. Tetapi setelah Indonesia merdeka arti lenong bagi masyarakat betawi adalah sebagai media hiburan. Seiring dengan bergantinya era modern ini pertunjukan lenong sudah semakin hilang dalam masyarakat. Di area pasar mereka sibuk dengan barang dagangan dan belanjaan mereka sendiri. Yang ada di pikiran mereka hanyalah bagaimana menghasilkan keuntungan yang sebesar besarnya. Hal ini dikarenakan perekonomian di Indonesia yang semakin sulit sehingga tidak ada waktu untuk melihat suatu pertunjukan di pasar. Sedangkan di panggung pertunjukan biasanya sudah diisi oleh pertunjukan musik, dance, teater drama, dan sebagainya yang bersifat ke budaya yang lebih maju sehingga tidak ada lagi ruang untuk pertunjukan adat. Kemudian dalam hal pakaian, zaman dahulu semua orang baik wanita maupun pria selalu mengenakan pakaian yang sopan yang menutupi aurat mereka. Seperti wanita-wanita Jawa selalu mengenakan kebaya sehari-harinya. Berbeda dengan sekarang, hampir seluruh masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta mengenakan pakaian yang memperlihatkan aurat mereka. Seperti memakai baju tanpa lengan dan bahkan memakai baju yang memperlihatkan seluruh lekak lekuk tubuh mereka khususnya bagi wanita, rok mini, celana pendek, dan masih banyak lagi. Lagi-lagi perubahan budaya itu di sebabkan oleh pengaruh budaya barat yang jauh lebih maju. Model-model pakaian dari budaya barat ini dapat masuk ke Indonesia melalui televisi, internet dan juga dari beberapa masyarakat yang belajar design di negeri barat. Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh budaya barat  terlihat sangat lekat pada bangsa Indonesia terutama di kota Jakarta ini. Mungkin hal tersebut dapat terjadi karena budaya barat sudah jauh lebih maju dan modern sehingga dijadikan trend atau panutan bagi masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda yang jiwa akan adat istiadatnya kurang terbentuk dengan baik. Sehingga mereka tidak memilah milah lagi budaya luar tersebut apakah sesuai dengan kepribadian bangsa atau tidak.

Faktor Intern antara lain:

§  Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)

§  Adanya Penemuan Baru:

1.    Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada

2.    Invention : penyempurnaan penemuan baru

3.    Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat

§  Konflik yang terjadii dalam masyarakat

§  Pemberontakan atau revolusi

Faktor ekstern antara lain:

1.    perubahan alam

2.    peperangan

3.    pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)

Jadi menurut Soerjono Soekanto faktor pendorong perubahan sosial adalah:

1.    sikap menghargai hasil karya orang lain

2.    keinginan untuk maju

3.    system pendidikan yang maju

4.    toleransi terhadap perubahan

5.    system pelapisan yang terbuka

6.    penduduk yang heterogen

7.    ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu

8.    orientasi ke masa depan

9.    sikap mudah menerima hal baru.

Budaya Merupakan sesuatu yang tidak statis, tetapi dinamis. Maksudnya Budaya dapat berubah seiring perkembangan zaman yang ada. Namun, tidak semua unsur-unsur yang ada di dalam budaya tersebut berubah. Melainkan unsur-unsur terkecil saja dari budaya itu. Tetapi, terkadang unsur yang berubah itu dapat membuat dampak yang signifikan terhadap buday itu sendiri.

Budaya tersebut dapat berubah secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Tergantung seberapa lama dan seberapa kuat budaya tersebut. Hal-hal yang menyebabkan suatu budaya berubah atau goyah dari budaya aslinya adalah, pertama, sebab budaya berubah bisa dari masyarakat dan kebudayaan itu sendiri. Seperti perubahan jumlah dan komposisi penduduk. Maksudnya jika suatu daerah yang mempunyai jumlah penduduk yang bertambah, itu akan mempengaruhi kebudayaannya. Karena seiring perkembangan zaman dan perkembangan penduduk, budaya itu sendiri pun pasti akan berubah.
Sebab kedua terjadinya perubahan di dalam budaya adalah oleh perubahan lingkungan alam dan lingkungan fisik tempat budaya itu berada. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada di dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung berubah lebih cepat.
Perubahan ini selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru khususnya di bidang teknologi dan inovasi. Selain itu proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan yang terjadi pada masa silam juga bisa mempengaruhi terjadinya perubahan budaya. Oleh sebab itu proses akulturasi bisa berdampak positif dan juga negaatif di dalam suatu kebudayaan, khususnya dalam perubahan budaya itu sendiri.